Jumat, 16 Maret 2012

Budaya Maluku Utara

Budaya Maluku Utara Seni Kebudayaan Tradisional Daerah Malut - Mari tambah wawasan dan pengetahuan tentang budaya indonesia . Kali ini kita cari tahu yuk seni budaya Propinsi Maluku Utara. Di dunia internasional Maluku banyak di kenal dengan sebutan Moluccas.

Di Provinsi Malut (maluku Utara) terdapat beberapa pulau di Kepulauan Maluku. Ibukotanya terletak di Sofifi, Kecamatan Oba Utara, namun sudah sejak 4 Agustus 2010 menggantikan kota terbesarnya, Ternate yang berfungsi sebagai ibukota sementara selama 11 tahun untuk menunggu kesiapan infrastruktur.

Seni dan Budaya Maluku Utara :
Ada sebuah tarian tradisional asli Maluku utara yaitu tari Cakalele . Tarian Cakalele biasanya melibatkan banyak penari dan biasanya dimainkan oleh kurang lebih 30 laki-laki dan perempuan. Sebagai perlengkapannya untuk tari Cakalele Para penari pria biasanya memakai parang serta salawaku sedangkan dari pihak penari wanita menggunakan lenso atau sapu tangan. Kesenian dan tari Cakelele ini merupakan tarian tradisional khas dari Maluku.

Untuk menumbuhkan kecintaan budaya dari Maluku Utara ini rencananya setiap tahunnya akan di adakan acara Festival Legu Gam yaitu acara pesta rakyat yang rencananya akan digelar setiap tahun oleh Kesultanan Ternate. Perayaan acara Festival tahunan ini diselenggarakan sekaligus untuk memperingati merayakan ulang tahun dari Sultan Ternate Mudafar Syah.

Tujuan Kegiatan vestifal ini untuk lebih memperlihatkan kesenian dan budaya yang ada di masyarakat Ternate dan juga untuk menarik wisatawan agar datang ke Maluku Utara. Rencananya ada berbagai atraksi seni budaya , tari-tarian daerah, seni Malut, juga ada pameran budaya.

Dalam pesta budaya tersebuty akan di tonjolkan Tarian Legu yang biasanya dipentaskan dalam tiga acara. Menurut legenda masyarakat setempat, tarian Legu ini menjadi simbol dari turunnya burung berkepala dua (Goheba) yang menjadi simbol kesultanan Moloku Kie Raha (Ternate, Tidore, Jailolo dan Bacan).

Sedangkan para penari yang memainkannya adalah kaum perempuan yang bukan berasal dari keluarga Sultan. Pada saat tarian Legu dipentaskan, Sang Sultan tidak diperbolehkan berdiri sebelum berakhirnya Tarian Legu.